Kementerian
Agama dalam websitenya dengan alamat : https://www.kemenag.go.id/index.php?a=berita&id=382381 menginformasikan bahwa tanggal 15 Juli 2016 akan
terjadi peristiwan tahunan dimana matahari berada di atas ka’bah yang dikenal
dengan Istiwa’ A'zam atau Rashdul Kiblat
Istiwa, dalam bahasa
astronomi adalah transit yaitu fenomena saat posisi Matahari melintasi di
meridian langit. Dalam penentuan waktu shalat, istiwa digunakan sebagai
pertanda masuknya waktu shalat Dhuhur. Setiap hari dalam wilayah Zona Tropis
yaitu wilayah sekitar garis Katulistiwa antara 23,5˚ LU sampai 23,5˚ LS posisi
Matahari saat istiwa selalu berubah, terkadang di Utara dan disaat lain di Selatan
sepanjang garis Meridian. Hingga pada saat tertentu sebuah tempat akan
mengalami peristiwa yang disebut Istiwa A'zam yaitu saat Matahari berada tepat
di atas kepala pengamat di lokasi tersebut. Konsepnya sederhana, saat Matahari di atas Ka'bah maka semua
bayangan benda tegak akan mengarah ke Ka'bah.
Hal ini bisa difahami
sebab akibat gerakan semu Matahari yang disebut sebagai gerak tahunan Matahari.
Ini diakibatkan karena selama Bumi beredar mengelilingi Matahari sumbu Bumi miring 66,5˚
terhadap bidang edarnya sehingga selama setahun Matahari terlihat mengalami
pergeseran antara 23,5˚ LU sampai 23,5˚ LS. Pada saat nilai azimuth Matahari
sama dengan nilai azimuth lintang geografis sebuah tempat maka di tempat
tersebut terjadi Istiwa A'zam
yaitu melintasnya Matahari melewati zenit lokasi setempat.
Demikian halnya Ka'bah
yang berada pada koordinat 21° 25’ LU
dan 39° 50’ BT
dalam setahun juga akan mengalami 2 kali peristiwa Istiwa A'zam yaitu setiap tanggal 27/28 Mei sekitar pukul 12.18 waktu
setempat dan 15/16
Juli sekitar pukul 12.27 waktu setempat. Jika waktu tersebut dikonversi maka di
Indonesia peristiwanya terjadi pada 27/28
Mei pukul 16.27 WIB dan 15/16
Juli pukul 16.18 WIB. Dengan adanya peristiwa Matahari tepat di atas Ka'bah
tersebut maka umat Islam yang berada jauh dan berbeda waktu tidak lebih dari 5
atau 6 jam dapat menentukan arah kiblat secara presisi menggunakan teknik
bayangan Matahari.
Istiwa A'dhom di
antipode (Nadir) Ka'bah dapat digunakan sebagai acuan penentuan arah kiblat
secara presisi untuk wilayah yang tidak memungkinkan melakukan penentuan arah
kiblat pada 27/28
Mei dan 15/16
Juli. Penentuan
arah kiblat menggunakan fenomena ini hanya berlaku untuk tempat-tempat yang
pada saat peristiwa Istiwa A'zam dapat secara langsung melihat Matahari. Sementara
untuk daerah lain di mana saat itu Matahari sudah terbenam seperti Wilayah
Indonesia Timur (WIT) praktis teknik ini tidak dapat digunakan. Maka ada
fenomena lain yang dapat digunakan oleh daerah-daerah tersebut sehingga dapat
mengetahui arah kiblat secara presisi. Fenomena itu adalah saat Matahari berada
tepat di bawah Ka'bah yaitu saat Istiwa A'zam
terjadi di titik Nadir (Antipode) Ka'bah yang terjadi pada setiap tanggal 13
Januari dan 28 November.
Mengapa tanggal 27/28
Mei dan 15/16
Juli?
Untuk menjawab
pertanyaan ini pertama kita harus mengetahui lintang ka’bah yaitu pada koordinat
21° 25’ LU, setelah itu kita dapat mencari data deklinasi
matahari yang mendekati koordinat tersebut. Beberapa software sudah menyediakan
data tersebut diantaranya winhisab 2010 Kemenag.
Tabel data
matahari tanggal 15 Juli 2016
Sumber :
Winhisab 2010
Dari table di
atas dapat dilihat bahwa deklinasi matahari tanggal 15 Juli 2016 21°
29’ 01.82’’ LU dan tanggal 16 Juli 2016 21°
99’ 18.91’’ LU, dengan demikian yang lebih mendekati koordinat
lintang ka’bah adalah tanggal 15 Juli 2016.
Mengapa pukul 16.27
WIB?
Pada dasarnya
Istiwa’ A’zam sebagaimana dijelaskan sebelumnya adalah transitnya matahari disuatu wilayah
yaitu fenomena saat posisi Matahari melintasi di meridian langit wilayah tersebut yang ditandai dengan masuknya waktu
sholat dhuhur. Pada tanggal 15 Juli perkiraan waktu istiwa daerah Makkah pada pukul
12.27 waktu setempat, sedangkan selisih waktu Makkah dengan
WIB adalah 4 jam maka terjadinya Istiwa’ A’zam tersebut tepat pukul 16.27
WIB.
Teknik Penentuan Arah Kiblat menggunakan Istiwa' A'zam :
1. Tentukan
lokasi masjid/mushalla/ langgar atau rumah yang akan diluruskan arah kiblatnya.
2. Sediakan
tongkat lurus panjang minimal 1 meter. Akan lebih bagus jika menggunakan benang
besar yang diberi bandul sehingga tegak benar.
3. Siapkan
jam/arloji yang sudah dicocokkan / dikalibrasi waktunya secara tepat dengan
radio/ televisi/ internet/telpon
ke 103 atau dapat dilihat pada http://jam.bmkg.go.id/Jam.BMKG.
4. Tentukan
lokasi pengukuran; di dalam masjid (diutamakan) atau di sisi Selatan Masjid
atau di sisi Utara atau di halaman depan masjid. Yang penting tempat tersebut
datar dan masih mendapatkan penyinaran Matahari saat peristiwa Istiwa A'dhom
berlangsung.
5. Pasang
tongkat secara tegak dengan bantuan lot tukang (jika menggunakan tongkat) atau
pasang benang lengkap dengan bandul serta penyangganya di tempat tersebut.
6. (Persiapan
jangan terlalu mendekati waktu terjadinya fenomena agar tidak terburu-buru)
7. Tunggu
sampai saat Istiwa A'zam
terjadi dan amatilah bayangan Matahari yang terjadi. Berilah tanda menggunakan
spidol, benang, lakban, penggaris atau alat lain yang dapat membuat tanda
lurus. Maka itulah arah kiblat yang sebenarnya
8. Gunakan
benang, sambungan pada tegel lantai, atau teknik lain yang dapat meluruskan
arah kiblat ini ini ke dalam masjid. Intinya yang hendak kita ukur sebenarnya
adalah garis shaff yang posisinya tegak lurus (90°) terhadap arah kiblat. Maka
setelah garis arah kiblat kita dapatkan untuk membuat garis shaff dapat
dilakukan dengan mengukur arah sikunya dengan bantuan benda-benda yang memiliki
sudut siku misalnya lembaran triplek atau kertas karton.
Sebaiknya bukan hanya
masjid atau mushalla / langgar saja yang perlu diluruskan arah kiblatnya.
Mungkin kiblat di rumah kita sendiri selama ini juga saat kita shalat belum
tepat menghadap ke arah yang benar. Sehingga saat peristiwa tersebut ada
baiknya kita juga bisa melakukan pelurusan arah kiblat di rumah masing-masing.
Semoga cuaca cerah.
Berikut kami tampilkan
gambar cara menghitung bayang kiblat suatu tempat dengan excel.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar