Sebagaimana telah diketahui bahwa perhitungan kalender
matahari (solar system) itu didasarkan pada peredaran semu matahari pada
ekliptiknya sepanjang tahun. Matahari bergeser disepanjang ekliptika itu di
antara bintang-bintang yang bertaburan sepanjang lingkaran ekliptika matahari
itu. Gugusan-gugusan bintang itu dinamai dengan zodiak atau buruj.
Jika salah satu di antara bintang-bintang pada lingkaran
ekliptika ini kita ambil sebagai titik permulaan bergesernya matahari, maka
tatkala matahari itu kembali lagike titik permulaan tadi, berarti matahari
telah menempuh penuh sekali putar pada lingkaran ekliptika. Titik awal perhitungan
secara astronomi adalah ketika matahari berada pada titik Aries yang jatuh pada
bulan Maret.
Penanggalan masehi di perkenalkan oleh keraja romawi. Dalam
sejarah, kerajaan romawi didirikan oleh raja romolus pada tanggal 21
april 753 SM. Kalender pada saat itu adalah kalender sepuluh bulan dengan
304 hari dalam satu tahun yaitu mulai bulan Maret dan berakhir pada bulan Desember
ditambah dua bulan tanpa nama. Secara lengkap urutannya adalah Martinus,
kemudian Aprilis, Majus, Junius, Quintilis, Sextilis, September, October,
Nopember, December.Raja berikutnya, numa pompilius memindahkan dua bulan yang
tak bernama itu sebagai awal bulan yang dan menamakannya sebagai bulan
januarius dan pebruarius dalam satu berjumlah 355 hari.
Kemudian pada tahun 46 masehi, Kaisar Romawi yang
terkenal Julius Caesar atas nasehat Sosigenas (Astronom Iskandaria)
memperbaiki sistem penanggalan tersebut dengan berdasar rotasi bumi terhadap
Matahari, yaitu jumlah hari rata-rata dalam satu tahun syamsiyah bukan 355
tetapi sebanyak 365 hari dan 1/4 hari. Dari ¼ hari yang terkumpul setiap
tahunnya kemudian ditambahkan setiap empat tahun sekali ke dalam perhitungan
tahun yang ke empat tersebut, yang dikenal dengan nama tahun Kabisat. Bulan
yang ke lima (Quintilis) dan ke enam (Sextilis) namanya diubah menjadi Juli dan
Agustus yang jumlah harimya sama yaitu 31 hari. Penanggalan hasil koreksian ini
dinamakan penanggalan Julian dan menjadi dasar kalender Masehi sekarang.
Dalam sejarah penggunaan kalender di Indonesia, kalender Saka
sampai saat ini masih dipergunakan khususnya ke Bali, kalender ini masuk ke
Indonesia melalui jawa dan dipergunakan pada jaman kerajaan Majapahit, setelah
sampai di Bali mengalami berbagai perubahan dalam sistematikanya, sehingga
terjadi perbedaan. Karena perbedaan itulah maka kalender Saka yang ada di Bali
lebih populer dengan nama kalender Saka Bali.
Kalender Saka merupakan kalender lunisolar yang merupakan gabungan
antara kalender matahari dan kalender bulan. Di dalam penentuan awal dan akhir
tahun kalender Saka Bali berpedoman dengan kalender matahari yaitu pada saat
matahari tepat berada di garis khatulistiwa. Akhir tahunnya ada
pada tilem (New Moon) kesanga pada saat bulan mati yang terjadi
antara bulan Maret- April, dan merupakan tilem yang terdekat dengan
tanggal 21 Maret. Pada saat itu diadakan upacara Tawur Kesanga dan besoknya
dimulai tahun baru yang dirayakan umat Hindu yang terkenal dengan nama Hari
Raya Nyepi (penanggalan 1 Sasih Kedasa).
Sedangkan dalam menentukan umur bulan kalender Saka Bali
berpedoman pada kalender bulan (Lunar Kalender) yaitu
antara tilem dengan tilem berikutnya,
dimana tilem dalam kalender Hijriyah
adalah ijtima’ (kongjungsi). Dalam 1 bulan candra atau sasih,
disepakati ada 30 hari terdiri dari 15 hari menjelang purnama disebut penanggal
atau suklapaksa, diikuti dengan 15 hari menjelang bulan baru (tilem)
disebut panglong atau kresnakapsa. Penanggal ditulis dari 1
pada bulan baru, sampai 15 yaitu purnama, menggunakan warna merah pada kalender
cetakan. Setelah purnama, kembali siklus diulang dari angka 1 pada sehari
setelah purnama sampai 15 pada bulan mati (tilem) menggunakan warna hitam.
Dalam perhitungan matematis, untuk membedakan warna, sering dipakai titi. Titi
adalah angka urut dari 1 yaitu bulan baru, sampai 30 pada bulan mati. Angka 1
sampai 15 mewakili angka merah atau penanggal, 16 sampai 30 mewakili angka 1
sampai 15 angka berwarna hitam atau panglong.
Nama-nama sasih (bulan) pada kalender Saka Bali sebagai berikut:
·
Kesanga : Tanggal
1- Tilem = 29-30 hari
·
Kedasa : Tanggal
1- Tilem = 29-30 hari
·
Jhista
: Tanggal
1- Tilem = 29-30 hari
·
Shada : Tanggal
1- Tilem = 29-30 hari
·
Kasa : Tanggal
1- Tilem = 29-30 hari
·
Karo : Tanggal
1- Tilem = 29-30 hari
·
Katiga : Tanggal
1- Tilem = 29-30 hari
·
Kapat
: Tanggal
1- Tilem = 29-30 hari
·
Kalima : Tanggal
1- Tilem = 29-30 hari
·
Kaenem : Tanggal
1- Tilem = 29-30 hari
·
Kepitu : Tanggal
1- Tilem = 29-30 hari
·
Kewolu : Tanggal
1- Tilem = 29-30 hari
Umurnya =
354-355
Disamping berdasarkan kalender matahari dan bulan, kalender Saka
Bali juga memasukkan kalender Wuku, yang merupakan kalender yang hanya ada di Indonesia,
dimana umur dalam 1 tahunnya adalah 420 hari. 1 wuku sama dengan 1 minggu (7
hari), dan wuku berjumlah 30.
Jadi dapat kita simpulkan bahwa kalender Saka Bali berpedoman
dengan kalender matahari, kalender bulan dan tahun wuku atau bisa dikatakan kalender lunisolar ditambah
kalender wuku. Kemudian untuk menetapkan awal tahun baru saka ditetapkan pada saat
tilem yang terdekat baik sebelum ataupun sesudah tanggal 21 Maret (pada
saat matahari berada pada titik aries).
Contoh :
Hari raya Nyepi tahun
2016 jatuh tanggal 9 Maret 2016 bertepatan dengan akhir bulan Jumadil Awal 1437
H.
Hari raya Nyepi tahun
2017 jatuh tanggal 28 Maret 2017 bertepatan dengan akhir bulan Jumadil Akhir
1438 H.
Semoga bermanfaat.