Senin, 27 Maret 2017

SEKILAS TENTANG HARI RAYA NYEPI



Sebagaimana telah diketahui bahwa perhitungan kalender matahari (solar system) itu didasarkan pada peredaran semu matahari pada ekliptiknya sepanjang tahun. Matahari bergeser disepanjang ekliptika itu di antara bintang-bintang yang bertaburan sepanjang lingkaran ekliptika matahari itu. Gugusan-gugusan bintang itu dinamai dengan zodiak atau buruj.
Jika salah satu di antara bintang-bintang pada lingkaran ekliptika ini kita ambil sebagai titik permulaan bergesernya matahari, maka tatkala matahari itu kembali lagike titik permulaan tadi, berarti matahari telah menempuh penuh sekali putar pada lingkaran ekliptika. Titik awal perhitungan secara astronomi adalah ketika matahari berada pada titik Aries yang jatuh pada bulan Maret.
Penanggalan masehi di perkenalkan oleh keraja romawi. Dalam sejarah, kerajaan romawi didirikan oleh  raja romolus pada tanggal 21 april 753 SM. Kalender pada saat itu  adalah kalender sepuluh bulan dengan 304 hari dalam satu tahun yaitu mulai bulan Maret dan berakhir pada bulan Desember ditambah dua bulan tanpa nama. Secara lengkap urutannya adalah Martinus, kemudian Aprilis, Majus, Junius, Quintilis, Sextilis, September, October, Nopember, December.Raja berikutnya, numa pompilius memindahkan dua bulan yang tak bernama itu sebagai awal bulan yang dan menamakannya sebagai bulan januarius dan pebruarius dalam satu berjumlah 355 hari.
Kemudian pada tahun  46 masehi, Kaisar Romawi yang terkenal  Julius Caesar atas nasehat Sosigenas (Astronom Iskandaria) memperbaiki sistem penanggalan tersebut dengan berdasar rotasi bumi terhadap Matahari, yaitu jumlah hari rata-rata dalam satu tahun syamsiyah bukan 355 tetapi sebanyak 365 hari dan 1/4 hari.  Dari ¼ hari yang terkumpul setiap tahunnya kemudian ditambahkan setiap empat tahun sekali ke dalam perhitungan tahun yang ke empat tersebut, yang dikenal dengan nama tahun Kabisat. Bulan yang ke lima (Quintilis) dan ke enam (Sextilis) namanya diubah menjadi Juli dan Agustus yang jumlah harimya sama yaitu 31 hari. Penanggalan hasil koreksian ini dinamakan penanggalan Julian dan menjadi dasar kalender Masehi sekarang.
Dalam sejarah penggunaan kalender di Indonesia, kalender Saka sampai saat ini masih dipergunakan khususnya ke Bali, kalender ini masuk ke Indonesia melalui jawa dan dipergunakan pada jaman kerajaan Majapahit, setelah sampai di Bali mengalami berbagai perubahan dalam sistematikanya, sehingga terjadi perbedaan. Karena perbedaan itulah maka kalender Saka yang ada di Bali lebih populer dengan nama kalender Saka Bali.
Kalender Saka merupakan kalender lunisolar yang merupakan gabungan antara kalender matahari dan kalender bulan. Di dalam penentuan awal dan akhir tahun kalender Saka Bali berpedoman dengan kalender matahari yaitu pada saat matahari tepat berada di garis khatulistiwa. Akhir tahunnya ada pada tilem (New Moon) kesanga pada saat bulan mati yang terjadi antara bulan Maret- April, dan merupakan tilem yang terdekat dengan tanggal 21 Maret. Pada saat itu diadakan upacara Tawur Kesanga dan besoknya dimulai tahun baru yang dirayakan umat Hindu yang terkenal dengan nama Hari Raya Nyepi (penanggalan 1 Sasih Kedasa).
Sedangkan dalam menentukan umur bulan kalender Saka Bali berpedoman pada kalender bulan (Lunar Kalender) yaitu antara tilem dengan tilem berikutnya, dimana tilem dalam kalender Hijriyah adalah ijtima’ (kongjungsi). Dalam 1 bulan candra atau sasih, disepakati ada 30 hari terdiri dari 15 hari menjelang purnama disebut penanggal atau suklapaksa, diikuti dengan 15 hari menjelang bulan baru (tilem) disebut panglong atau kresnakapsa. Penanggal ditulis dari 1 pada bulan baru, sampai 15 yaitu purnama, menggunakan warna merah pada kalender cetakan. Setelah purnama, kembali siklus diulang dari angka 1 pada sehari setelah purnama sampai 15 pada bulan mati (tilem) menggunakan warna hitam. Dalam perhitungan matematis, untuk membedakan warna, sering dipakai titi. Titi adalah angka urut dari 1 yaitu bulan baru, sampai 30 pada bulan mati. Angka 1 sampai 15 mewakili angka merah atau penanggal, 16 sampai 30 mewakili angka 1 sampai 15 angka berwarna hitam atau panglong.
Nama-nama sasih (bulan) pada kalender Saka Bali sebagai berikut:
·         Kesanga    :  Tanggal 1­­­­­- Tilem = 29-30 hari
·         Kedasa      :  Tanggal 1­­­­­- Tilem = 29-30 hari
·         Jhista         :  Tanggal 1­­­­­- Tilem = 29-30 hari
·         Shada        :  Tanggal 1­­­­­- Tilem = 29-30 hari
·         Kasa          :  Tanggal 1­­­­­- Tilem = 29-30 hari
·         Karo          :  Tanggal 1­­­­­- Tilem = 29-30 hari
·         Katiga       :  Tanggal 1­­­­­- Tilem = 29-30 hari
·         Kapat        :  Tanggal 1­­­­­- Tilem = 29-30 hari
·         Kalima       :  Tanggal 1­­­­­- Tilem = 29-30 hari
·         Kaenem     :  Tanggal 1­­­­­- Tilem = 29-30 hari
·         Kepitu       :  Tanggal 1­­­­­- Tilem = 29-30 hari
·         Kewolu     :  Tanggal 1­­­­­- Tilem = 29-30 hari
Umurnya   = 354-355
Disamping berdasarkan kalender matahari dan bulan, kalender Saka Bali juga memasukkan kalender Wuku, yang merupakan kalender yang hanya ada di Indonesia, dimana umur dalam 1 tahunnya adalah 420 hari. 1 wuku sama dengan 1 minggu (7 hari), dan wuku berjumlah 30.
Jadi dapat kita simpulkan bahwa kalender Saka Bali berpedoman dengan kalender matahari, kalender bulan dan tahun wuku atau bisa dikatakan kalender lunisolar ditambah kalender wuku. Kemudian untuk menetapkan awal tahun baru saka ditetapkan pada saat tilem yang terdekat baik sebelum ataupun sesudah tanggal 21 Maret (pada saat matahari berada pada titik aries).
Contoh :
Hari raya Nyepi tahun 2016 jatuh tanggal 9 Maret 2016 bertepatan dengan akhir bulan Jumadil Awal 1437 H.
Hari raya Nyepi tahun 2017 jatuh tanggal 28 Maret 2017 bertepatan dengan akhir bulan Jumadil Akhir 1438 H.
Semoga bermanfaat.

Anda adalah pengunjung ke :