Rabu, 20 April 2011

MENGHARAPKAN YANG BUKAN HAK

Coba perhatikan deh disekeliling kita, ada orang yang menurut kita berkecukupan dan memiliki uang banyak, tapi tampak tetap serakah dan selalu ‘ganas’ kalo melihat uang, gak peduli itu hak nya atau bukan. Bahkan gak segan- segan untuk meminta- minta sesuatu yang bukan hak nya.
Sering kita menemui sikap- sikap orang yang tidak salah kalau disebut rakus dan tidak pernah cukup. Sikap yang paling sering mengganggu kita adalah sikap orang- orang yang tidak pernah puas atas apa yang mereka terima, dan selalu tanpa segan meminta lebih tanpa berfikir apakah ia telah meminta sesuatu yang memang berhak ia minta.
Di Kantor Pemerintahan yang sering melayani masyarakan untuk mendapatkan surat keterangan saja, enteng sekali seorang pegawai meminta sesuatu yang bukan hak nya, bahkan sedikit memaksa. Misalnya : “saya bersedia asalkan saya diberikan imbalan yang sesuai, karena saya juga telah membantu anda”, padahal orang ini telah mendapatkan gaji yang sesuai dengan apa yang menjadi tugasnya. Kadang dengan redaksi yang lebih halus “Tolong diganti untuk uang kertas”.
Saya adalah salah seorang pegawai di sebuah instansi pemerintahan. Hal-hal seperti ini sering kali kita lihat, bahkan kadang kita tidak punya kuasa untuk mencegahnya, karena bisa jadi hal seperti itu sudah merupakan mental pribadi seseorang yang tanpa malu-malu diterapkan dalam kehidupannya maupun pekerjaannya, akan lebih parah lagi kalu itu sudah terstruktur dalam sebuah institusi, artinya tidak menutup kemungkinan seorang pegawai yang melakukan hal yang demikian karena memang dia juga harus memberikan setoran ke tingkat yang lebih tinggi di atasnya. Kecuali kalau kita sudah merupakan bagian penting dari pengambil kebijakan, atau bahkan kita merupakan pengambil kebijakan, maka wajib bagi kita untuk berupaya menghilangkan hal-hal yang demikian itu.
Bagi saya, melayani sesuatu yang sudah menjadi bidang tugas saya adalah menjadi kewajiban saya dan saya telah digaji untuk hal itu. Janganlah kita mengambil kesempatan dari apa yang menjadi tugas kita dan juga menjadi kebutuhan orang lain untuk mengambil keuntungan pribadi darinya.
Kenapa sih orang bisa enak bersikap seperti itu, apa yang mendorong orang jadi gak punya malu? Menurut saya ini masalah mental, orang yang meng-etiskan hal yang gak etis seperti contoh diatas itu adalah orang yang tidak memiliki mental yang baik. Bukan masalah uang yang dimilikinya banyak atau sedikit, tapi masalah mental yang dimilikinya itu jelas jauh dari mental orang yang baik. Kadang orang tersebut tidak merasa bahwa orang yang dilayaninya tersebut bisa jadi lebih miskin hartanya dari dia sendiri.
Menurut saya menjadi seorang yang sukses bukan terletak pada jumlah harta yang dimiliki dan mampu dikumpulkannya, mau banyak atau sedikit kalo orang itu dapat merasa cukup dan tidak perlu menjadi rakus tentulah orang itu sudah merasa apa yang dimilikinya telah membuatnya tenang. Apalagi dengan harta yang dimilikinya ia tetap mau berbagi pada orang lain. Menjadi orang yang sukses adalah mampu menjalankan apa yang menjadi tugas dan kewajibannya serta mendapatkan manfaat dari apa yang dikerjakannya tersebut.
Seorang pedagang bakso keliling merasa bahagia atas apa yang ia peroleh setiap harinya dari hasil jerihpayahnya menjual bakso, ia tidak mengeluh, tidak menipu dan tidak meminta- minta, ia merasa cukup, bahkan masih menyempatkan diri berbagi dengan orang lain dan inilah orang sukses yang sebenarnya, ia seolah telah memiliki segalanya, seakan uang bukanlah masalah.
Memang kita boleh berusaha untuk mencapai kemapanan finasial, lakukan lah dengan cara- cara yang etis, perhatikan etika profesionalitas kerja. Ambil sesuatu yang memang hak kita, dan jauhkan menuntut sesuatu yang bukan hak kita apalagi berpotensi membebani orang lain, jangan biarkan diri kita menjadi penodong yang meminta sesuatu dari orang lain yang orang lain gak bisa menolaknya meski itu berat buatnya.
Hidup akan terasa lebih indah jika kita merasa cukup, memintalah pada Allah semata, Tuhan yang kita sembah, jangan pada manusia lain, karena rejeki datangnya dari Tuhan.
Saya percaya Allah akan membuka jalan pada orang –orang yang terus berusaha dan bersyukur, bahkan mungkin jalan dan rejeki yang diberikan jauh lebih besar daripada yang dapat manusia lain berikan pada kita.
Mungkin pada kenyataannya harta yang kita miliki tidak seberapa, tapi kita akan lebih terhormat dengan berprilaku yang etis dan jujur. Tak ada seorang pun yang akan menganggap kita miskin apabila kita tidak meminta-minta pada orang lain, tak ada satupun yang mengatakan kita rakus apabila kita senantiasa jujur dan tidak melakukan korupsi, gak ada pula yang mengatakan kita manusia tercela jika kita tidak pernah menipu orang.
Saudara-saudaraku, jadilah orang yang sukses yang sebenarnya dengan cara bersyukur, merasa cukup dan merasa terhormat dengan hidup menjadi diri sendiri tanpa harus meminta minta, korupsi maupun menipu.

Anda adalah pengunjung ke :